Tulisan-tulisan Ayu mengajak untuk disikapi dengan koma, bukan titik. Karena memicu dan memacu dilanjut, dicari, direfleksi, dan yang terpenting untuk merekonstruksi peradaban sakit patriarki, yang dilazimkan dalam lapis ranah personal, domestik, hingga publik.
Yuniyanti Chuzaifah, Pegiat HAM Perempuan, Ketua Komnas Perempuan 2010-2014.
Dengan bahasa yang renyah dan mudah dicerna, buku ini bisa menjadi jembatan penghubung pemahaman isu keperempuanan dan kesetaraan gender kepada generasi baru ini. Beberapa tulisan terlihat cenderung serius, dengan berbagai narasi berbasis teks dan referensi, sebagian lain nampak sangat reflektif, ringan, kadang mengandung gugatan, namun tak kehilangan substansi perenungan.
Anick HT, Founder demokrasi.id.
Perempuan menulis persoalan perempuan menunjuk dengan jelas bahwa ia tidak sedang berada dalam pandora. Buku ini adalah perayaan atasnya. Narasi-narasi yang disuguhkan adalah bentuk perlawanan dari silang- sengkarut persoalan perempuan hari ini.
Nissa Rengganis, Dosen & Penulis.
Keinginan laki-laki unggul dan menguasai perempuan melahirkan pemahaman dan tindakan keagamaan yang menimbulkan diskriminasi dan stigma negatif terhadap perempuan. Saya berharap akan lahir karya- karya lainnya yang dapat mengubah cara pandang dan sikap kita akan relasi antara laki-laki dan perempuan.
Abdul Karim Munthe, Direktur el-Bukhari Institute.
Reviews
There are no reviews yet.